Jogja.WahanaNews.co, Kulon Progo - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan pelatihan pengembangan dan inovasi desain batik kepada pelaku industri kecil menengah di Kawasan Sentra IKM Batik Lendah agar sentra tersebut berkembang sesuai dengan tren batik di masyarakat.
Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo Ade Wahyudiyanto di Kulon Progo, Rabu, mengatakan kerajinan batik di Kulon Progo saat ini terus berkembang pesat.
Baca Juga:
40 Anggota DPRD Kulon Progo Ikuti Orientasi untuk Memperkuat Pemahaman Fungsi
"Untuk itu, perlu diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia, mulai dari pelatihan pengembangan desain hingga pendampingan pemasaran produk batik," kata Ade.
Ia mengatakan inovasi desain batik sangat penting, dan harus disesuaikan dengan perkembangan pasar supaya, produk batik di Kulon Progo tidak ditinggalkan.
Kabupaten Kulon Progo memiliki perajin IKM batik yang tersebar di beberapa wilayah, dan yang paling banyak berada di Kawasan Sentra IKM Batik Lendah di Kapanewon Lendah.
Baca Juga:
Warga Kulon Progo Dihebohkan Percobaan Bunuh Diri Wanita di Jalur Kereta Api
Sentra IKM Batik Lendah dapat menjadi cerminan perajin batik di Kabupaten Kulon Progo. Dengan pertimbangan itulah, Disdagin memandang perlu dilakukan pengembangan dari berbagai aspek, di antaranya sumber daya manusia pelaku IKM Batik agar ke depan Sentra Batik Lendah terus berjalan dan berkembang sesuai dengan tren perkembangan batik di masyarakat.
"Pengembangan SDM diperlukan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas Sentra Batik Lendah," katanya.
Ade mengatakan pengembangan SDM dalam hal tren fashion, fashion designer, desain produk untuk mengkreasikan produk sesuai segmentasi yang diinginkan atau menuju high and brand pada produk batik, customer relationship management.
Pekerja di Sentra IKM Batik Lendah sebanyak 407 orang dari 98 unit IKM kerajinan batik dengan kapasitas produksi rata-rata 176.892 potong kain per tahun.
Hal ini berbanding lurus dengan nilai investasi yang dapat, tercatat Rp5,19 miliar pada akhir 2023 yang lalu. Artinya hal ini perlu upaya campur tangan pemerintah daerah agar industri batik ini dapat tumbuh dan berkembang lebih baik lagi.
Selain diperlukan pengembangan dalam hal teknis produksi juga diperlukan pengembangan pengetahuan bagi pelaku (SDM) dalam bidang manajemen keuangan, agar IKM di Sentra Batik Lendah secara mandiri mengelola keuangan, terhindar dari kerugian akibat salah kelola keuangan dan mampu melakukan ekspansi usaha bersumber dari pendapatan yang dikelola saat ini.
Kondisi saat ini “demand” produk batik cukup tinggi dan mampu diimbangi dengan “supply” yang cukup.
Dengan kapasitas produksi yang saat ini sudah cukup tinggi ke depan masih dapat ditingkatkan agar mampu memaksimalkan kapasitas produksi sentra.
"Hal ini perlu didukung dengan peralatan produksi yang memadai untuk mempercepat proses produksi yang dilakukan perajin," katanya.
Ade mengatakan sarana dan prasarana produksi yang ada saat ini yang masih diperlukan pembaruan-pembaruan, selain itu juga diperlukan alat pengolah limbah agar limbah yang dihasilkan saat ini tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan di masa mendatang.
"Saat ini diperlukan pula tambahan pemahaman dan pengetahuan IKM mengenai pengelolaan limbah batik secara sederhana maupun dengan alat pengolah limbah yang saat ini baru digunakan di beberapa IKM batik," katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]