Jogja.WahanaNews.co, Bantul - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempersiapkan pembukaan lahan pertanian baru di atas tanah Wedi Kengser atau tanah yang terdapat di sepanjang pinggiran aliran Sungai Progo, guna meningkatkan produksi pangan.
"Sekarang ini kita bersama sama dengan pihak Polri dan TNI baru meratakan Wedi Kengser untuk tanaman padi, sejauh ini yang sudah jadi seluas 7,2 hektare," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo di Bantul, Minggu (26/5/2024).
Baca Juga:
Disnakertrans Bantul Dapat Kuota Empat KK untuk Program Transmigrasi 2024
Menurut dia, diupayakan akan ada lahan seluas kurang lebih 25 hektare di sepanjang aliran Sungai Progo wilayah Bantul yang akan ditanami padi pada musim tanam 2024, yang sebelumnya belum pernah dimanfaatkan sama sekali untuk tanaman pangan.
"Jadi, masih ada tambahan sekitar 18 hektare, mungkin nanti di awal bulan Juni kita tanam padi perdana di areal Wedi Kengser. Baru kali ini mau ditanam padi, selama ini belum pernah, ini terobosan untuk pembukaan lahan baru," katanya.
Menurut dia, dengan pembukaan lahan pertanian baru tersebut, maka diharapkan ada penambahan lahan pertanian di Bantul yang saat ini seluas sekitar 14 ribu hektare yang tersebar di seluruh kecamatan wilayah Bantul.
Baca Juga:
Bawaslu Bantul Tingkatkan Patroli Pengawasan Jelang Akhir Kampanye Pilbup 2024
Pihaknya juga berharap dukungan dari seluruh elemen, baik dari unsur kepolisian maupun TNI untuk bergerak bersama mendampingi masyarakat dan petani dalam mengembangkan dan membuka lahan baru di pinggir sepanjang sungai tersebut.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam upaya mendukung kegiatan pertanaman padi untuk kelompok tani di Bantul, pemerintah terus mengupayakan bantuan pompa air untuk pompanisasi, dan saat ini sudah sekitar 5.100 unit pompa yang diperbantukan di Bantul.
"Kita juga menerima bantuan pompa dari non Kementerian Pertanian, yang paling banyak kita dari Kementerian ESDM ada sekitar 2.000 pompa, kami terima kasih ada tambahan bantuan pompa terus, termasuk saat ini pompa turun lagi dari Kementerian Pertanian," katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]