Dalam rilis yang diunggah melalui Twitter, BPPTKG Yogyakarta merinci luncuran awan panas guguran terjadi pada Rabu (9/3) pukul 23.18 WIB, 23.29 WIB, 23.38 WIB, 23.44 WIB, 23.53 WIB, dan pada pukul 00.22 WIB pada Kamis (10/3).
Awan panas guguran ini tecatat di sesimogram dengan amplitudo maksimal 75mm dan durasi maksimal 570 detik.
Baca Juga:
Mahkamah Konstitusi Terima 206 Permohonan Sengketa Pilkada Kabupaten hingga Provinsi
Awan panas guguran kembali terjadi dengan jarak luncur lebih pendek. Yakni pada pukul 01.00 WIB, 01.22 WIB, 01.35 WIB, 01.59 WIB, 02.07 WIB, 02.43 WIB, 02.58 WIB, 03.00 WIB, dan 04.43 WIB dengan amplitudo maksimal 75 mm dan durasi maksimal 191 detik. Jarak luncur awan panas guguran ini mencapai 2 kilometer ke arah tenggara.
Akibat kejadian ini, sejumlah wilayah dilaporkan mengalami hujan abu.
Meliputi Desa Tlogolele, Desa Gantang, Kecamatan Sawangan. Pada pukul 23.48 WIB, Pos Babadan juga melaporkan turunnya hujan abu.
Baca Juga:
ASDP Gandeng Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Asap putih masih mengepul dari jejak luncuran awan panas Merapi hingga Kamis (10/3) pagi ini.
Ini merupakan ujung luncuran awan panas guguran Merapi yang berada di lokasi penambangan pasir bima di Kali Gendol
Asap putih masih mengepul dari jejak luncuran awan panas Merapi hingga Kamis (10/3) pagi ini.