Sebelumnya diberitakan, Hillary mengunggah hasil pemeriksaan mata Fahri di RS Moh RIdwan Meuraksa dan RS Harapan Bunda. Hasil tes buta warna dari dua rumah sakit tersebut Fahri dinyatakan tidak buta warna.
Hillary berharap diagnosis pembanding hasil tes buta warna Fahri dapat dipertimbangkan oleh Polri.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Karena di dunia kesehatan sangat disarankan mencari second opinion," imbuhnya.
Menurut Hillary, kelulusan Fahri pada seleksi Bintara Polri dengan ranking ke-35 dari 1.200 membuktikan pemuda asal Jakarta Timur itu sangat capable.
Ia kemudian mengomentari argumentasi polisi soal kemungkinan Fahri lolos tes buta warna karena sudah menghapal buku tes.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Ranking 35/1200 membuktikan ia sebenarnya sangat capable, dan secara logika, argumentasi dimana ada dugaan menghafal jawaban test itu agak kurang bisa diterima, karena saya yakin test kesehatan mata ada standarisasi tertentu yg tidak akan semudah itu di hafal," ujarnya.
"Apabila dugaan menghafal jawaban test tidak dapat dibuktikan beyond reasonable doubt, seharusnya tidak itu tidak merubah nasib seseorang," lanjutnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan membenarkan Fahrifadillah Nur Rizky telah dinyatakan lulus pada gelombang 1. Namun, saat dilakukan supervisi, Fahri ditemukan mengalami masalah kesehatan mata, yakni buta warna parsial.