Ia menilai tanpa persiapan peningkatan dan pelatihan ini maka guru-guru tidak siap dalam PJJ.
"Yang ketiga kita kondisikan anak-anaknya agar lebih aktif. Namun sudah dua tahun (pandemi) dan titik jenuh sudah terasa, sehingga pembelajaran menjadi stagnan bahkan cenderung menurun," tuturnya.
Baca Juga:
Dana CSR Bank Indonesia Diduga Mengalir ke Yayasan, KPK Temukan Bukti Baru
Dalam kesempatan itu Isdarmoko juga menekankan bahwa di 2021 ada kurikulum baru yakni Kurikulum prototipe untuk sekolah penggerak.
Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).
Dan di tahun 2022 ini pemerintah berencana memperluas lagi menjadi 10 ribu sekolah penggerak termasuk menawarkan ke sekolah-sekolah di luar sekolah penggerak agar dapat turut menerapkan kurikulum ini.
Baca Juga:
Nestapa Korban Penganiayaan Anak Bos Toko Roti: Ditolak 2 Polsek dan Ditipu Pengacara
Ia menyatakan bahwa di tahap pertama kemarin, terdapat 17 TK, 19 SD dan 5 SMP di Kabupaten Bantul yang merupakan sekolah penggerak dan menerapkan kurikulum prototipe ini.
"Saat ini ada seleksi tahap 2 untuk sekolah penggerak. Nanti harapannya semakin banyak lagi dan targetnya syukur bisa mencapai 150 sekolah," tambahnya.[non]