Sebelum harga minyak goreng kemasan naik, Suratmi bisa menjual 12 hingga 24 bungkus minyak goreng kemasan ukuran seliter per hari.
Namun, setelah harga naik, ia hanya mampu menjual enam liter per hari.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Modalnya nambah, tapi untung sedikit. Dulu satu karton isi 12 Rp150 ribu, per liter bisa ngambil untung Rp2.000. Sekarang harga Rp25 ribu per liter, per liter cuma bisa ambil untung seribu," keluhnya.
Sedangkan minyak curah eceran di Pasar Bantul dijual Rp18 ribu hingga Rp20 ribu.
Meski murah, namun para pedagang, termasuk dirinya kesulitan mendapatkan minyak goreng curah karena stok dari distributor terbatas.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Selain berdialog dengan para pedagang, Bupati Halim juga sempat membeli tahu dan telur.
Orang nomor satu di Kabupaten Bantul ini juga memborong batagor dan membagikannya kepada anak-anak yang berada di Pasar Bantul. [non]