Sentralisasi Pengelolaan Sampah Makanan
Hijrah mencontohkan agar sampah tersebut menurutnya dapat dikelola secara sentralisasi, yang mana pelaksana MBG memanfaatkan pihak ketiga atau vendor untuk mengelolanya. Harapannya, sampah yang diangkut itu dalam kondisi benar-benar sudah terpilah.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Subianto Sidak Program Makan Bergizi Gratis di Jakarta Timur
"Saya rasa sentralisasi lebih baik ya, yang mana dapur-dapur akan menerima sampah sisa makanan dari penerima manfaat (sekolah). Nah dari dapur tersebut sampahnya dipilah, tinggal vendor yang bisa mengelola sampah sisa makanan tersebut. Jadi jangan ditinggalkan sampah dilokasi tersebut (sekolah), yang penting ada vendor yang mampun untuk mengelola (sampah)," ujarnya.
Dalam menentukkan vendor pun, Hijrah menekankan untuk lebih memperhatikan vendor dari segala aspek agar tidak menambah permasalahan yang ada.
"Saat penentuan vendor tersebut tidak hanga dari aspek kebersihan dan kualitas saja, tapi juga pasca operasi perlu dipertimbangkan agar dalam proses perizinannya tidak menambah masalah yang ada," jelasnya.
Baca Juga:
Rapat Teknis Dinkes Kapuas Pastikan Program MBG Berjalan Tepat Sasaran
Meski begitu, Hijrah mengaku tidak mengetahui secara persis terkait bagaimana nantinya mekanisme penunjukan vendor untuk program MBG.
“Apakah mereka bisa mengolah sampah sendiri atau ada peluang untuk vendor lain dalam mengelola sampahnya?” tanya dia.
Sisa Sampah Bisa Buat Pakan Ternak